Masalah Kesehatan Yang Muncul Akibat Stres

Masalah Kesehatan Yang Muncul Akibat Stres

Masalah Kesehatan Yang Muncul Akibat Stres

Masalah Kesehatan Yang Muncul Akibat Stres – Stres pada seseorang bisa terjadi kapan pun itu. Mau itu dikarenakan masalah pekerjaan, finansial, sampai masalah perseteruan dengan pasangan. Hal hal kecil dalam kegiatan sehari hari seperti menghadapi kemacetan juga dapat berpotensi menjadi penyebab muncul nya stres. Jika tidak dikelola dan diperhatikan dengan baik, maka dampak dari stres pada kesehatan tubuh akan sangat banyak. Yang pastinya juga akan merugikan kesehatan.

Pemicu Dari Stres

Stress bisa terjadi karena ada nya perubahan di sekitar lingkungan. Semua perubahan yang terjadi ini tentu nya akan membuat tubuh bereaksi dan akan meresponsnya sebagai bentuk dalam upaya perlindungan diri. Tubuh ini pun akan bereaksi terhadap berbagai hal yang dianggap bahaya. Mau itu yang benar benar menunjukkan bahaya atau pun tidak. Reaksi ini pun dapat berbentuk sebuah respon dari fisik, mental, ataupun menyangkut emosional.

Ketika diri mulai merasa terancam. Maka dalam tubuh pun akan terjadi reaksi kimia yang akan memungkinkan para pengidap nya untuk segera melawan ataupun mencegah cedera. Reaksi ini yang mana disebutkan dengan fight or flight. Saat tubuh mulai merespon stres, maka akan merasakan denyut jantung yang semakin meningkat, pernapasan yang menjadi lebih cepat, otot yang menegang, dan juga tekanan darah yang naik secara perlahan.

Pemicu stres akan berbeda beda dari tiap masing masing pribadi orang. Apa yang menjadi pemicu stres pada diri sendiri belum tentu juga akan dirasakan orang lain. Ini semua akan bergantung dari bagaimana cara dalam melihat sesuatu yang dapat menyebabkan stres. Dan juga dari bagaimana cara untuk menanganinya.

Stres yang ringan mungkin masih dapat membantu menyelesaikan tugas. Akan tetapi jika tingkat stres sudah pada tingkat berat dan juga kronis. Maka tentu nya kondisi itu dapat berdampak buruk terhadap kesehatan mental dan juga fisik.

Dampak Stres Bagi Kesehatan

Dampak stres teruntuk untuk yang berat dan kronis, bisa sangat berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Stres yang dialami mungkin dapat memengaruhi kinerja bagi sistem saraf pada pusat, endokrin, saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan juga imun tubuh. Hal itu dapat terjadi karena sebagai bentuk respons bagi tubuh untuk dapat memberikan extra perlindungan.

Dan beberapa dampak dari stress seperti :

  • Muskuloskeletal

Ketika mengalami stres maka otot di kepala akan menjadi tegang. Kontraksi yang mana terjadi secara terus menerus dalam waktu yang lama bisa memicu rasa sakit kepala dan juga migrain. Untuk jenis kasus yang parah, dampak dari stres dapat menyebar sehingga akan mengakibatkan gangguan muskuloskeletal. Seperti mulai terganggunya fungsi pada ligamen, saraf, tendon, otot, sendi, dan juga tulang belakang.

  • Kardiovaskular

Saat sudah mengalami stres pada tingkat akut. Atau seperti stres yang terjadi pada waktu singkat, seperti terkena dan terjebak macet di jalan,  maka detak jantung dapat meningkat dan juga pembuluh darah yang menuju ke otot besar dan jantung juga akan melebar. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya tekanan darah dan juga volume darah yang mana dipompa ke seluruh tubuh.

Ketika terjadi stres darah juga perlu dialirkan dengan cepat ke seluruh tubuh. Terutama otak dan hati dengan tujuan agar dapat membantu untuk menyediakan energi bagi setiap sel dalam tubuh. Begitu juga ketika mengalami stres yang kronis yaitu kondisi stres dengan waktu yang lama. Maka di kondisi ini detak jantung akan ikut meningkat secara terus menerus.

Tekanan dalam darah dan juga kadar hormon stres akan meningkat dengan berkelanjutan. Sehingga untuk stres tingkat kronis bisa meningkatkan risiko untuk terkena darah tinggi, serangan jantung, dan juga stroke.

  • Gangguan Pada Pernapasan

Stres pada tingkat berat memiliki potensi akan mengakibatkan sesak napas. Pernapasan pun akan terasa menjadi lebih cepat. Hal ini dikarenakan sebagai sebuah bentuk upaya untuk dapat mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh.

Untuk beberapa orang, kondisi ini mungkin sjaa tidak akan menjadi masalah yang serius. Akan tetapi untuk orang yang mempunyai penyakit asma atau penyakit emfisema. Tentu nya efek yang akan ditimbulkan dapat buruk. Selain itu juga napas akan terasa sangat cepat. Dan hiperventilasi juga dapat mengakibatkan serangan panik.

  • Gangguan Pencernaan

Saat mengalami stres tentu nya peningkatan pada detak jantung dan pernapasan bisa mengganggu sistem pencernaan. Mungkin saja penderita nya akan mulai makan lebih banyak atau sedikit dari kebiasaan biasanya. Risiko akan mengalami nyeri pada ulu hati, asam lambung, mual dan juga muntah, ataupun sakit perut yang juga dapat meningkat.

Dampak stres ini juga bisa mempengaruhi pergerakan makanan yang terjadi di dalam usus. Yang mana dapat berpotensi akan mengalami diare atau pun sembelit.

  • Gangguan Pada Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat menjadi yang paling bertanggung jawab untuk merespon stres. Mulai dari pertama kali stres itu muncul hingga stres menghilang. Sistem saraf pusat disini akan menghasilkan respons fight or flight saat tubuh telah mengalami stres. Saraf juga akan memberikan perintah yang mana dari hipotalamus menuju kelenjar adrenal untuk dapat melepaskan hormon adrenalin dan juga kortisol.

Saat hormon stres ini seperti kortisol dan adrenalin mulai dilepaskan. Maka hati akan menghasilkan lebih banyak gula dalam darah untuk bisa menyediakan energi bagi tubuh. Jika energi ini masih bersisa maka tubuh akan mulai menyerap gula darah kembali.

Akan tetapi untuk orang yang rentan terhadap penyakin diabetes tipe 2 seperti yang terjadi pada obesitas. Maka gula darah tidak akan bisa diserap semua. Sehingga dapat mengakibatkan kadar gula darah menjadi meningkat. Pelepasan hormon adrenalin dan kortisol ini juga akan menyebabkan peningkatan pada detak jantung, pernapasan yang menjadi lebih cepat, pelebaran pembuluh darah yang terjadi di lengan dan kaki, dan juga peningkatan kadar glukosa darah.

Saat stres tersebut mulai menghilang, maka sistem saraf pusat juga yang akan memerintahkan pertama kali bagi tubuh untuk dapat kembali ke kondisi semula.